MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
“MANUSIA
DAN HARAPAN”

NAMA : ADITIYA DARMAWAN
KELAS : 1TA04
NPM : 10315165
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar tentang Manusia dan Harapan
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bp Emilianshah
Banowo selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas dedikasinya kepada saya
untuk menyelesaikan tugas makalah.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada saya dan pembaca untuk
kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Amin
DAFTAR ISI
KATA
PENGANAR…………………………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………
BAB I
ENDAHULUAN……………………………………………………………..
A. Latar Belakang……………………………………………………………………......
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………
A. Pengertian
dari Harapan……………..……………………………………………….
B. Apa Sebab
Manusia Mempunyai Harapan..…………………………………………
C. Jenis-jenis
Kepercayaan dan Usaha yang Meningkatkannya.………………………..
D. Arti dari Kepercayaan.………………………………………………………………
E. Pengertian dari Do’a…………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan
supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut
permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli
warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu
membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang
yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi
tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”,
walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka
diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal
agar harapan itu dapat terwujud.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu arti dari
Harapan ?
2. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
?
3. Jenis-jenis Kepercayaan dan Usaha yang
Meningkatkannya
4. Apa
itu arti dari Kepercayaan ?
5. Apa
itu arti dari pengertian Do’a ?
C.
Tujuan
Sebagai bahan
untuk mempelajari materi dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan disamping itu
mahasiswa dapat mempunyai harapan yang menyangkut masa depannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dari Harapan.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan
akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah
kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir
positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses
sistematis dalam psikologi untuk menangkal
"pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap
tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta
kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil
B.
Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau
sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi
hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang
baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong
orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan
kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan
kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis
itu ialah :
a)
Kelangsungan hidup (survival)
b)
Keamanan (safety)
c)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
Diakui linkungan (status)
e)
Perwujudan cita – cita (self actualization)
C. Jenis-jenis Kepercayaan dan Usaha
yang Meningkatkannya
Dasar
kepercayaan. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat di bedakan
atas.
1.
Kepercayaan Pada
Diri Sendiri
Keprcayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap
pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada tuhan
yang maha esa. Percaya diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah. Dirinya
menang, dirinya mampu mengerjakan yang di serahkan atau dipercayakan kepadanya
2. Kepercayaan Kepada Orang lain
Percaya keada orang lain itu dapat berupa percaya
kepada saudara, orang tua, guru, atau siap saja. Keprcayaan Kepada orang lain
itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya. Perbuatan yang sesuai dengan
kata hati atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu di
percaya karena ucapannya.
3.
Kepercayaan
Kepada Pemerintah
Negara itu berasal dari tuhan, tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusIa, atau setidak tidaknya tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, karena semuanya adalah ciptaan tuhan. Pandangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatn adalah dari rakyat..
4.
Kepercayaan
Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada tuhan yang maha itu amat penting,
karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh
tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran, kepercayaan
itu amat penting . karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan
rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat
itu tidak mempunyai kepercayaan kepada tuhannya. Berbagai usaha dilakukan
manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya usaha itu bergantung
kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain.
a)
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatibadah
b)
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c)
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong
dermawan, dan sebagainya
d)
Mengurangi nafsu mengumlukan harta yang berlebihan
e)
Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
D.
Arti dari Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang
untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya.
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan
konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih
memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia
percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
E.
Pengertian dari Do’a
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya
merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya
sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
Doa dalam
pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga
dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan
pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila
di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga
doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun
dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam
kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di
pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an
juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah
senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang
disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan
apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af
: 55-56).
Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah
ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga,
komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian
karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan
hati serta permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar
selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka
diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal
agar harapan itu dapat terwujud.
B.
Saran
Mengenai
materi kali ini tentang manusia dan harapan, menurut saya harapan yang ada pada
diri manusia itu tergantung dari pengalaman hidup yang telah dialami manusia
tersebut sehinga harapan dari masing-masing individu akan berbeda-beda.
misalkan A dan B, anggaplah si A yang merupakan seorang yang hidupnya mapan dan
tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi, dengan si B yang merupakan
seseorang yang latar belakangnya tidak mampu dan harus bekerja sangat keras
untuk dapat bertahan hidup. Si A mungkin tidak mengharapkan materi lebih tapi
berbeda dengan si B yang mungkin mengharapkan materi yang lebih dari
kehidupannya saat ini. Jadi dapat saya tarik kesimpulan bahwa salah satu factor
utama dalam harapan masing-masing manusia adalah pengalaman yang telah dialaminya
dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.html
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-harapan.html
http://harapansatria.blogspot.com/2008/05/pengertian-doa.html
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harapan/